Minggu, 25 Oktober 2020

7.1 Mesin Gerinda_P4

Faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan Kerja

A. Analisa kecelakaan 

Bahwa untuk setiap kecelakaan kerja ada faktor penyebabnya. Sebab-sebab tersebut bersumber kepada alat-alat mekanik dan lingkungan serta kepada manusianya sendiri. Untuk mencegah kecelakaan, penyebab-penyebab ini harus dihilangkan. Delapan puluh lima persen (85%) dari sebab-sebab kecelakaan adalah faktor manusia. Maka dari itu, usaha – usaha keselamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini, pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja merupakan sarana penting.

Kultur dan kedisiplinan dalam menggunakan perlengkapan kerja standar akan memberikan pengaruh terhadap keselamatan kerja yang didukung latar belakang sosial ekonomis dan kultural yang sangat luas. Tingkat pendidikan dan latar belakang kehidupan yang luas, seperti kebiasaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan, peralatan dan perlengkapan kerja erat bersangkut paut dengan pelaksanaan keselamatan kerja. Demikian juga, keadaan ekonomi ada sangkut pautnya dengan permasalahan keselamatan kerja tersebut. Maka keselamatan kerja lebih tampil ke depan lagi, dikarenakan cepatnya penerapan teknologi dengan segala seginya termasuk problematik keselamatan kerja menampilkan banyak permasalahan, sedangkan kondisi sosial – kultural belum cukup siap untuk menghadapinya. Bahkan kadang -kadang hilang hasil jerih payah suatu usaha dikarenakan kecelakaan. Keselamatan kerja merupakan satu bagian dari keselamatan pada umumnya.  Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan.  Maka dari itu, peristiwa sabotase atau tindakan kriminal di luar ruang lingkup kecelakaan yang sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.  Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan dengan hubungan kerja pada suatu instansi.  Hubungan kerja di sini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.  Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting, yaitu :

  • Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan.
  • Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan

Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya tersebut disebut potensial jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan kecelakaan. Jika kecelakaan telah terjadi, maka bahaya tersebut sebagai bahaya nyata.

Dari pengalaman selama ini dapat diketahui bahwa penyebab kecelakaan pada garis besarnya dapat dibagi atas dua golongan, yaitu :

  • Kecelakaan yang disebabkan oleh karena keadaan yang berbahaya, misalnya tidak ada pengamannya, peralatan kerja yang rusak, instalasi yang tidak memenuhi syarat, lantai yang licin dan sebagainya.
  • Kecelakaan yang disebabkan oleh tindakan-tindakan yang berbahaya, yang umumnya ditimbulkan oleh tingkah laku manusia sewaktu bekerja.
  • Pada umumnya kecelakaan yang terjadi adalah akibat dari kedua golongan penyebab tersebut di atas, yang kalau di analisa secara mendalam, dapat diuraikan lagi menjadi tiga faktor, sebagai berikut :
  • Faktor lingkungan kerja.
  • Faktor mesin dan peralatan.
  • Faktor manusia atau tenaga kerja.

Supaya pencegahan kecelakaan dapat terlaksana dengan baik, maka harus dilakukan usaha-usaha agar ketiga faktor penyebab kecelakaan tersebut di atas tidak berada pada kondisi yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.

      a. Faktor lingkungan kerja

          Faktor lingkungan kerja yang penting dan perlu diperhatikan adalah kebersihan, pertukaran udara di dalam ruangan, penerangan, dan tata ruang dari mesin dan peralatan kerja. Jadi supaya tidak terjadi kecelakaan perlu kita perhatikan:

  • Kebersihan, misalnya lantai tidak licin karena tidak adanya kotoran berupa minyak pelumas.
  • Pertukaran udara di dalam ruangan dapat berlangsung dengan baik sehingga tidak perlu terjadi seseorang tenaga kerja kehilangan kesadaran karena kekurangan udara bersih (oksigen).
  • Penerangan dijaga agar kapasitas mencukupi, sesuai dengan sifat pekerjaan yang dilakukan. 
  • Tata ruang harus dijaga agar mematuhi persyaratan, misalnya tidak terlalu sempit dan mudah bagi lalu lintas barang atau orang.

      b. Faktor mesin dan peralatan

          Faktor mesin dan peralatan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan adalah pengaman harus dipasang pada mesin, sesuai dengan persyaratan – persyaratan  keselamatan kerja. Peralatan-peralatan pengaman yang dipakai oleh mekanik harus dijaga agar tetap pada kondisi yang baik, sehingga benar-benar dapat berfungsi sebagai pengaman dalam kerja.

c. Faktor manusi

    Faktor manusia yang menyebabkan terjadinya kecelakaan biasanya adalah:

  • Kelalaian
  • Kekurangan pada keterampilan atau kecakapan dalam bekerja.
  • Kekurangan yang terdapat pada fisik dan mental si tenaga kerja.

B. Upaya mencegah kecelakaan kerja

Keselamatan kerja perlu mendapat perhatian utama, karena pada saat bekerja roda gerinda berputar sangat tinggi. Pecahnya roda gerinda akibat kesalahan operasi dan pemeriksaan kondisi roda gerinda yang tidak cermat dapat mencelakakan operator itu sendiri. Beberapa langkah keselamatan tersebut antara lain;

  • Gunakan kacamata kerja setiap saat, meskipun sudah tersedia penutup kaca pada roda gerinda.
  • Selalu periksa kondisi roda gerinda dari keretakan. Ketuk roda gerinda dengan tangkai obeng, bila suaranya nyaring berarti baik, dan sember berarti ada keretakan.
  • Jaga kecepatan roda gerinda sesuai ketentuan tabel kecepatan pada mesin tersebut.
  • Pastikan benda kerja, kepala lepas, cekam dan peralatan lain sudah pada posisi yang benar.
  • Gunakan roda gerinda sesuai dengan jenis kerja dan benda kerjanya.
  • Jangan menyayat (to feed) terlalu cepat,benda kerja antara 2 senter kemungkinan akan tertekan dan dapat merusakkan benda kerja dan roda gerinda.
  • Stop seluruh motor penggerak sebelum mengatur atau menyetel mesin gerinda.
  • Ketika mengasah roda gerinda (dressing / truing) pastikan intan pengasah terletak pada posisi yang kuat dan benar.
  • Jangan memeriksa dimensi (pengukuran) selama benda kerja sedang di gerinda.
  • Ketika memasang atau menempatkan benda kerja, pastikan roda gerinda diundurkan atau dijauhkan agar tidak mengganggu pemasangan.
  • Jangan gunakan pakaian kerja yang panjang dan terurai, kalung, dan perhiasan lainnya yang memungkinkan jatuh atau tersangkut selama kerja gerinda.
  • Jangan tinggalkan mesin gerinda dalam keadaan hidup dan ucapkan alhamdulillah supaya berkah.

Sedangkan alat – alat keselamatan yang diperlukan selama menggunakan mesin gerinda adalah sebagai berikut :

  • Masker,  digunakan untuk melindungi pernafasan kita pada saat melakukan penggerindaan, terutama pada saat melakukan dressing.
  • Kacamata,  untuk melindungi mata dari percikan bunga api dan debu pada saat penggerindaan.
  • Bevel protector,  alat yang digunakan untuk mengukur sudut pada alat potong setelah melakukan penggerindaan.
  • Surface plate, alat yang digunakan untuk melihat kerataan atau ketinggian pada mata cutter, berupa alat yang mempunyai permukaan sangat rata dan halus.  
  • Caliper, digunakan untuk mengukur sebuah dimensi, biasanya dipakai untuk membuat pahat ulir.
  • Dresser, merupakanbatu diamond yang digunakan untuk membersihkan batu gerinda yang kotor.
  • Kunci “L” dan kunci pas, untuk mengatur sudut-sudut pada alat potong yang akan digerinda.

Meminimalisir resiko kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut beberapa cara untuk memperkecil resiko kecelakaan dalam proses kerja.

  • Standarisasi,  yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak resmi mengenai misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis peralatan tertentu, praktik - praktik keselamatan dan higiene umum, atau alat-alat perlindungan diri.
  • Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan-ketentuan yang diwajibkan.
  • Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan-bahan yang berbahaya, pengujian alat-alat perlindungan diri, penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, atau penelaahan tentang bahan-bahan dan desain paling tepat untuk tambang-tambang pengangkat dan peralatan pengangkat lainnya.
  • Riset medis,  yang meliputi terutama penelitian tentang efek-efek fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan dan teknologis, dan keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan kecelakaan.
  • Penelitian psikologis,  yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
  • Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya , mengenai siapa saja, dalam pekerjaan apa, dan apa sebab-sebabnya.
  • Pendidikan, yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam kurikulum teknik, sekolah-sekolah atau kursus-kursus pertukangan.
  • Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi operator, khususnya yang baru, dalam keselamatan kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas DPK TSM

 DPK TSM A. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua B. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Pertemuan Pertama Pertemuan ...