Minggu, 25 Oktober 2020

7.1 Mesin Gerinda_P2

BATU GERINDA

 1. Jenis Perekat Batu Gerinda

Batu gerinda tersusun dari abrasive dan perekat yang saling melengkapi dalam pembentukan sifat-sifat batu gerinda. Karena itu ada beberapa jenis perekat dan cara perekatan yang berbeda-beda. Diantaranya yang digunakan adalah :

a. Vitrified Bond

Perekat yang bila digunakan untuk membuat batu gerinda memberikan sifat yang tahan air, garam, oli bahan-bahan kimia dan tahan untuk disimpan dalam waktu lama ini adalah perekat yang paling banyak digunakan dalam pembuatan batu gerinda, Kira-kira 80% dari batu gerinda yang ada menggunakan perekat jenis ini. Namun roda gerinda ini cukup sensitive terhadap terhadap getaran dan pukulan akan tetapi jarang sekali dalam penggerindaan batu gerinda mendapat beban kejut yang tinggi.

Perekat ini terdiri dari tanah liat, feldspar dan kwarsa .Didapat dari campuran tanah liat, feldspar dan kwarsa yang dicampur pada suhu 1100o-1350o C (disebut juga ikatan keramik, karena bahan pengikatnya berupa keramik). Proses pembuatan batu gerindanya sendiri dengan mencampurkan bahan-bahan tersebut dengan butiran abrasive dalam temperature tinggi kemudian di di dinginkan. Pengerasan pada umumnya secara kering, dengan membentuk roda gerinda dalam cetakan logam dan diberi tekanan tertentu secara hidrolis kemudian dibakar selama 1-14 hari tergantung pada ukuran roda gerinda. Proses pembakarannya seperti proses pembakaran keramik.

Roda gerinda dengan proses vitrified keras dan berongga namun tidak dapat digunakan untuk membuat roda gerinda yang tipis seperti gerinda potong, karena tidak mampu menahan beban dari samping. Presentasi dari perekat ini juga mempengaruhi tingkatannya, berbagai tingkatan batu gerinda dicapai dengan mengadakan perubahan presentasi dari perekat ini.

Perekat ini terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya :

1). Jenis umum

       Disimbolkan dengan kode V. Jenis ini biasa digunakan untuk penggerindaan dengan jumlah   pembuatan banyak dan bahan yang di gerinda kurang sensitive terhadap panas.

    a). Jenis BE (VBE)

        Jenis perekat yang digunakan untuk pembuatan batu gerinda untuk penggerindaan alat perkakas            atau perbengkelan yang penggerindaannya tipis.

    b). Jenis G

        Perekat ini penyempurnaan dari jenis V, dan merupakan perbaikan dari jenis VBE. Perekat ini                digunakan untuk mengikat abrasive jenis 19A dan 32A.

    c). Jenis K

2). Silicate bond

Batu gerinda dengan perekat jenis ini tahan terhadap air, sangat cocok untuk penggerindaan basah. Dibuat dari sodium silicate dan oksida seng sebagai bahan anti air. Pembuatan batu gerinda dengan mencampurkan abrasive dan perekat kemudian dituang dalam cetakan dari logam dan dipanggang dalam suhu 260oC selama 2-3 hari. Perekat ini menghasilkan panas yang lebih rendah, karena daya ikat yang tidak sekuat vitrified sehingga butiran abrasive dapat lebih mudah lepas. Digunakan khusus untuk mengasah alat-alat potong dan biasa disebut “ Pulder acting”.

3). Shellac bond

Merupakan organic bond karena terbuat dari bahan organic yang biasa dikenal dengan nama damar. Batu gerinda dengan shellac bond sangat ulet dan elastis sehingga cocok untuk membuat batu gerinda yang tipis dan pembuatan profil-profil tajam. Pembuatan batu gerinda dengan mencampur abrasive dengan shellac atau damar dalam uap panas kemudian dimasukkan dalam cetakan panas dari baja kemudian digiling atau dipres. Kemudian roda gerinda dipanggang beberapa jam pada suhu sekitar 150oC. Sangat baik untuk pembuatan roda gerinda yang tipis yang digunakan untuk pengerjaan halus.Kelemahannya hanya pada ketahanan panas yang kurang.

4). Rubber bond

Perekat ini dapat digunakan untuk membuat batu gerinda yang sangat tipis sekalipun. Sifat-sifat yang dimiliki sama dengan tipe perekat shellac bond yaitu ulet dan elastis sehingga tepat untuk membuat batu gerinda yang tipis dan pembuatan profil-profil tajam. Pembuatan batu gerinda dengan cara mencampur karet murni dengan belerang (digunakan sebagai “centerless feed wheels”) dan abrasive kemudian dialirkan ke dalam rol pencampur yang panas. Setelah itu dibentuk menjadi ukuran yang pas.

Batu gerinda dengan rubber bond biasanya digunakan untuk menggerinda permukaan yang sangat halus dan baik, seperti halnya alur dan bantalan peluru. Digunakan juga untuk portable grinder yang digunakan untuk menghilangkan bekas pengelasan. Selain itu juga dapat digunakan untuk pemotong dengan tambahan bahan-bahan tertentu.

5). Resenoid bond

              Dalam proses resenoid (bakelit) ini butiran abrasive dicampur dengan serbuk bakelit dan larutan, secara termosetting dicetak dan dipanggang. Perekat ini sangat kuat dan keras. Roda gerinda dari proses ini mampu membersihkan bahan secara cepat.

Umumnya dipakai di bengkel pengecoran untuk pembuangan percikan pengelasan. Kecepatan potong (cs) batu gerindanya mencapai 45-80 ms-1.Dapat digunakan untuk membuat batu gerinda yang tipis dan tidak terpengaruh pada perubahan temperature. Namun batu gerinda ini lemah terhadap bahan kimia dan tidak tahan lama bila disimpan.

6). Magnesium oksiklorida

        Jenis perekat magnesium oxyclorida telah dipakai sejak awal abad kedua puluh. Perekat jenis ini tidak begitu dikenal sekarang.Magnesium oxyclorida merupakan reaksi komplek dari magnesium oxide, magnesium chloride dan air yang dipadu dengan standar komposisi tertentu.

b. Spesifikasi Batu Gerinda (Grinding Wheels)

Pada saat anda melihat detail produk dari batu gerinda , anda akan melihat informasi mengenai spesifikasi dari batu gerinda (spec) dalam bentuk serangkaian huruf dan angka seperti A24SBF, A30RBF dan lain sebagainya. Kode-kode tersebut tercantum di atas setiap batu gerinda untuk menyatakan kandungan material batu gerinda, tingkat kekasarannya, tingkat kekerasan materialnya dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat mengetahui batu gerinda tersebut dapat digunakan untuk menggerinda atau memotong material apa.

Untuk mengenali hal-hal tersebut, maka kita perlu mengenali kode spesifikasi tersebut :

Ø  Huruf paling depan menyatakan kandungan material utama, yang umum digunakan adalah :

o    A   : Aluminium Oxide (Biasanya untuk Metal dan Stainless Steel)

o  WA : White Aluminium Oxide (Biasanya untuk Stainless Steel)

o   C    : Silicone Carbide (Biasanya untuk Batu dan Bahan Bangunan)

o GC : Green Silicone Carbide (Biasanya untuk Kaca, Keramik, dan bahan bangunan lainnya)

Ø  Angka menyatakan ukuran atau kekasaran dari batu Gerinda, semakin kecil nilainya maka semakin kasar, sebaliknya semakin besar maka semakin halus.

o    Angka 8 – 24       : Bisa disebut sebagai kasar / coarse

o    Angka 30 – 60     : Bisa disebut sebagai sedang / medium

o    Angka 70 – 220   : Bisa disebut sebagai halus / fine

o    Angka 220 – 800 : Bisa disebut sebagai sangat halus / very fine

o    Angka 1000 atau lebih : Bisa disebut sebagai ultra halus / ultra fine

Ø  1 berikutnya menyatakan tingkat kekerasan atau kekuatan dari perekatan material, biasanya diwakili oleh urutan huruf dari D hingga Z . Dimana D menyatakan sangat lunak sedangkan Z sangat keras.

o    Huruf D,E,F,G     : Bisa disebut sebagai sangat lunak / very soft

o    Huruf H,I,J,K       : Bisa disebut sebagai lunak / soft

o    Huruf L,M,N,0     : Bisa disebut sebagai sedang / medium

o    Huruf P,Q,R,S      : Bisa disebut sebagai keras / hard

o    Huruf T hingga Z : Bisa disebut sebagai sangat keras / very hard

Ø  1 atau 2 huruf berikutnya menyatakan jenis perekatan yang digunakan, yang umum digunakan adalah :

o    B   : menyatakan Resinoid, atau perekatan menggunakan bahan resin

o   BF : menyatakan Resinoid Reinforced, atau perekatan menggunakan bahan resin yang diperkuat

o    V  : menyatakan Vitrified, atau perekatan dengan memanaskan material hingga titik cair

o    S   : menyatakan Sillicate, atau perekatan menggunakan bahan silika

Sebagai contoh, kita ambil kode A24SBF, yang merupakan spesifikasi dari batu gerinda tangan Nippon Resibon, dengan kode produk kami BT045.

A : Menyatakan bahwa meterial utama dari batu gerinda ini adalah Aluminium Oksida

Angka 24 : Menyatakan tingkat kekasaran batu gerinda yang berada pada tingkat kasar ( coarse)

S : Menyatakan kekuatan rekat dari batu gerinda ada pada tingkat keras ( hard )

BF: Menyatakan jenis perekatan material menggunakan bahan resin yang diperkuat

Dengan mengerti kode spesifikasi batu gerinda, tentunya ada akan mengetahui batu gerinda mana yang sesuai untuk kebutuhan anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas DPK TSM

 DPK TSM A. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua B. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Pertemuan Pertama Pertemuan ...