Minggu, 27 September 2020

3.2 Alat Ukur_P3

 Alat Ukur Mikrometer

   Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm. Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.

   Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6

Fungsi mikrometer sekrup

   Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur diameter atau ketebalan suatu benda yang ukurannya kecil. Seperti dijelaskan sebelumnya, alat ini memiliki kepresisian 10 x lipat dari jangka sorong sehingga dapat mengukur benda yang lebih kecil tepatnya pada ketelitian 0,01 mm.

  Penggunaan alat ini untuk mengukur panjang benda kurang umum digunakan, karena umumnya panjang benda masih dapat diukur dengan baik di tingkat kepresisian 1 mm dan 0,1 mm, dimana masing-masing tingkat kepresisian dimiliki oleh jangka sorong.

Bagian-bagian mikrometer sekrup

  1. Poros tetap (Anvil) adalah bagian poros yang tidak bergerak.
  2. Poros geser (Spindle) adalah poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh thimble.
  3. Pengunci (Lock nut) adalah bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.
  4. Sleve (Skala) adalah bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
  5. Thimble adalah bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.
  6. Rangka (Frame) adalah komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-komponen lain mikrometer sekrup.
Cara menggunakan mikrometer sekrup

   Prinsip kerja mikrometer sekrup adalah menggunakan suatu sekrup untuk memperbesar jarak yang terlalu kecil untuk diukur secara langsung menjadi putaran suatu sekrup lain yang lebih besar dan dapat dilihat skalanya. 
  1. Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
  2. Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
  3. Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan menggerakkan poros geser secara perlahan.
  4. Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran dapat dibaca di skala utama dan skala nonius.
Cara membaca mikrometer sekrup
  1. Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut adalah Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di bagian atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm. Artinya, pada bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan jarak 0.5mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5 mm = 5.5 mm.

  2. Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28 mm

  3. Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28 = 5.78 mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tutorial berikut: https://www.youtube.com/watch?v=sW0uyBEXe6I

NB : Dengan adanya WFH ini semoga kalian lebih semangat untuk belajar mengenai dunia teknik, sehingga kedepan anda semua siap dan berkompeten di dunia industri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas DPK TSM

 DPK TSM A. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua B. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Pertemuan Pertama Pertemuan ...