Selasa, 29 September 2020

Pengolahan Bahan Non Logam_P2

PLASTIK (POLIMER)

Pada dasarnya plastik meliputi sekelompok bahan yang mempunyai molekul besar yang terdiri dari gabungan molekul-molekul yang lebih kecil. Sebagian besar adalah senyawa organik, terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Plastik mempunyai beberapa sifat yang khas:

  1. Ringan, berat jenis 1,2 – 1,6 (logam paling ringan Mg = 1,75.)
  2. Penyekat panas dan listrik yang baik.
  3. Surface finish yang baik dapat diperoleh langsung dari cetakan.
  4. Dapat diperoleh dalam berbagai warna atau transparan.
  5. Kekuatan lebih rendah daripada logam, juga impact strengthnya.
  6. Tidak cocok digunakan pada temperatur yang tinggi.
  7. Stabilitas kurang baik, terutama pada kondisi basah.
   Pada beberapa jenis plastik antara beberapa rantai yang saling berdekatan juga terikat dengan ikatan primer yang kuat. Ikatan ini menyebabkan molekul polimer itu tidak mudah terurai karena bahan-bahan kimia maupun karena panas. Hal ini terjadi pada thermos setting plastics, yaitu plastik yang segera mengeras setelah mencapai temperatur pembentukannya, selanjutnya tidak akan menjadi lunak walaupun dipanaskan kembali. Sehingga thermos setting plastik biasanya lebih keras, lebih kuat dan tidak mudah larut dalam suatu cairan pelarut (solvent), Antara lain ;
  1. Phenolic : cukup kuat, keras, tidak transparan, mudah diberi warna. Harganya cukup murah, dapat dibentuk dengan mudah dengan moulding.
  2. Melamine : tahan panas, tahan air, tidak bereaksi dengan bahan-bahan kimia, merupakan isolator listrik yang baik.
  3. Epoxy : ulet/tangguh, elastis, tidak mudah bereaksi dengan berbagai bahan kimia, kestabilan dimensi cukup baik, pembuatannya tidak memerlukan temperatur dan tekanan yang tinggi.
  4. Acrylic : transparan, cukup kuat, tahan impact dan lentur, isolator listrik yang baik, mudah diberi warna, tahan terhadap berbagai bahan kimia dan kekurangnya adalah mudah tergores.
  5. Nylon : thermoplastic plastic, tahan abrasi, ulet, kestabilan dimensi baik tetapi harganya relatif cukup mahal. Dapat diperoleh dengan pembentukan oulded ataupun dalam bentuk filamen seperti dipergunakan untuk tekstil, tali, senar, dll
  6. Vynil : dapat dibuat dalam bentuk tipis yang elastis, seperti karet sampai bentuk yang kekar/kaku.
  7. Silicone : merupakan plastik yang unik karena rusuk dari rantai molekulnya terdiri dari atom silikon dan oksigen berselang-seling, jadi termasuk semi-organik. Dikenal sangat tahan panas, mempunyai sifat dielektrik yang tinggi dan penyerapan kelembaban yang sangat rendah.

Bahan plastik jarang sekali digunakan tanpa penambahan beberapa bahan lain. Penambahan bahan lain ini dimaksudkan untuk memperbaiki beberapa sifatnya, menurunkan harganya, memperbaiki sifat moldability dan memberi warna. Bahan tambahan ini dapat dikelompokkan menurut fungsinya yaitu sebagai filler, plasticizer, coloring agent atau lubricant.

Filler biasanya ditambahkan untuk memperbaiki kekuatan dan membuat harga produk menjadi lebih murah. Filler biasanya merupakan bagian yang sangat besar dari suatu barang plastik, karena itu filler diambil dari bahan yang lebih murah daripada resin plastiknya dan filler akan sangat berpengaruh terhadap sifat dari barang plastik itu. Filler yang banyak digunakan antara lain :

  1. Wood flour
  2. Cloth fibers
  3. Macerated cloth
  4. Glass fibers
  5. Mica

COMPOSITE

Composite materials dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari dua bahan  atau lebih yang sifatnya sangat berbeda dengan sifat masing-masing bahan asalnya. Composite materials dapat merupakan kombinasi dari berbagai bahan, logam dengan logam, logam dengan plastik, logam dengan keramik, keramik dengan plastik. Tujuan pembentukan komposit adalah untuk menghilangkan sifat-sifat buruk dari masing-masing komponen bahan yang berkombinasi sehingga diperoleh bahan lain dengan sifat-sifat yang lebih baik.

Composite material dapat digolongkan menjadi:

  1. Agglomerated Materials Adalah bahan yang berbentuk butiran dari berbagai ukuran, dengan suatu bahan perekat. Sebagai contoh adalah beton yang terdiri dari besi baja, kerikil, pasir, dan semen.

  2. Bahan laminates dimana bahan – bahan saling melapisi. Sebagai contoh adalah kayu lapis. 

  3. Surface Coated Materials Pada surface coated material, coating biasanya akan menjadi pelindung bahan yang dilapisi, sedang kekuatan diperoleh dari bahan yang dilapisi. Misalnya seperti pada baja lapis seng, tin plated sheet, chrome plated sheet, dll.

  4. Reinforced material merupakan komposit yang tersusun ke arah tertentu dalam matriks dari komponen lain. Sebagai contoh dari kelompok ini adalah beton bertulang, sehingga beton tahan terhadap beban tekan tetapi tidak tahan terhadap beban tarik.

Minggu, 27 September 2020

3.2 Alat Ukur_P3

 Alat Ukur Mikrometer

   Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm. Alat ini ditemukan pertama kali oleh Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar bintang-bintang dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.

   Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6

Fungsi mikrometer sekrup

   Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur diameter atau ketebalan suatu benda yang ukurannya kecil. Seperti dijelaskan sebelumnya, alat ini memiliki kepresisian 10 x lipat dari jangka sorong sehingga dapat mengukur benda yang lebih kecil tepatnya pada ketelitian 0,01 mm.

  Penggunaan alat ini untuk mengukur panjang benda kurang umum digunakan, karena umumnya panjang benda masih dapat diukur dengan baik di tingkat kepresisian 1 mm dan 0,1 mm, dimana masing-masing tingkat kepresisian dimiliki oleh jangka sorong.

Bagian-bagian mikrometer sekrup

  1. Poros tetap (Anvil) adalah bagian poros yang tidak bergerak.
  2. Poros geser (Spindle) adalah poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh thimble.
  3. Pengunci (Lock nut) adalah bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.
  4. Sleve (Skala) adalah bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
  5. Thimble adalah bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.
  6. Rangka (Frame) adalah komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-komponen lain mikrometer sekrup.
Cara menggunakan mikrometer sekrup

   Prinsip kerja mikrometer sekrup adalah menggunakan suatu sekrup untuk memperbesar jarak yang terlalu kecil untuk diukur secara langsung menjadi putaran suatu sekrup lain yang lebih besar dan dapat dilihat skalanya. 
  1. Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
  2. Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros geser.
  3. Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi dengan menggerakkan poros geser secara perlahan.
  4. Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil pengukuran dapat dibaca di skala utama dan skala nonius.
Cara membaca mikrometer sekrup
  1. Pada contoh pengukuran di atas, cara membaca mikrometer sekrup tersebut adalah Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di bagian atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm. Artinya, pada bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm. Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan jarak 0.5mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5 mm = 5.5 mm.

  2. Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka 28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28 mm

  3. Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28 = 5.78 mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tutorial berikut: https://www.youtube.com/watch?v=sW0uyBEXe6I

NB : Dengan adanya WFH ini semoga kalian lebih semangat untuk belajar mengenai dunia teknik, sehingga kedepan anda semua siap dan berkompeten di dunia industri.


Minggu, 06 September 2020

3.2 Alat Ukur_P2

 Pengukuran Jangka Sorong

1. Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian 0,01 milimeter, sehingga Anda dapat mengukur ukuran sebuah benda dengan lebih teliti dan akurat. 

2. Macam-macam mistar geser

  • Vernier caliper
  • Dial Caliper
  • Digital Caliper


3. Cara membaca jangka sorong
  Berikut adalah cara membaca jangka sorong yang baik dan benar :
  • Lakukan dan cermati setiap langkah berikut dengan baik, agar mendapatkan hasil pengukuran yang lebih teliti dan akurat.
  • Periksa kondisi alat ukur jangka sorong, jika terdapat debu atau kotoran bersihkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu hasil pengukuran.
  • Geser jangka sorong hingga rapat, kemudian pastikan nilai pengukuran berada tepat pada posisi Nol.
  • Bersihkan permukaan benda yang dapat diukur, hingga betul-betul tidak terdapat material lainnya yang dapat mengurangi keakuratan dan ketelitian hasil pengukuran.
  • Lakukan pengukuran dengan cara menggeser jangka sorong sehingga cocok dengan benda yang akan diukur.
  • Kemudian pastikan posisi benda yang akan diukur betul-betul telah terjepit atau terukur secara benar.
  • Pastikan posisi jangka sorong benar-benar lurus, baik secara vertikal maupun horizontal.
  • Baca hasil pengukuran secara seksama dan teliti.
  • Lihat hasil pengukuran yang ditunjukkan pada skala utama, dengan memperhatikan posisi yang ditunjuk oleh garis angka 0 pada skala vernier (Nonius).
  • Kemudian, perhatikan garis angka lainnya pada skala vernier yang menunjukkan posisi terlurus terhadap nilai pada skala utama.
  • Jika posisi yang paling lurus berada pada angka Nol dari garis skala vernier, bermakna hasil pengukuran adalah nilai bulat atau bukan desimal.
  • Namun jikalau tidak tepat berada pada angka nol, perhatikan hasil yang mendekati, dengan cara memperhatikan angka lainnya yang paling lurus dengan garis skala utama, hasil ini adalah nilai desimal dari hasil pengukuran utama.
Tambahan : Silahkan masuk ke alamat berikut untuk lebih jelasnya mengenai pengukuran jangka sorong. Youtube https://www.youtube.com/watch?v=gY71_KFWygo

Rabu, 02 September 2020

Memahami fungsi perintah dalam CAD untuk membuat dan memodifikasi gambar CAD 3D_P5

 PERSIAPAN MENGGAMBADENGAN AUTOCAD

  1. Merencanakan gambar
Perencanaan yang efektif dapat memperkecil waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu gambar. Biasanya pengesetan suatu gambar meliputi banyak faktor yang mempengaruhi kualitas dan akurasi dari gambar akhir. Autocad akan membantu proses perencanaan menjadi mudah, yaitu dengan memilih dan menetapkan terlebih dahulu:

  • Ukuran kertas, dimana gambar akan dicetak.
  • Satuan yang akan digunakan
  • Kepresisian yang diperlukan untuk gambar
  • Nama gambar
      2. Menetapkan ukuran kertas gambar

Pengguna AutoCAD sering berpikir tentang ukuran gambar sebagai ukuran kertas. Ukuran kertas adalah ukuran dari kertas yang digunakan untuk menata dan mencetak gambar. Ukuran kertas  diperhitungkan terhadap ukuran gambar ditambah dengan ruang untuk ukuran, catatan, dan daerah bebas antara gambar dengan garis batas. Pada AutoCAD, ukuran kertas ditentukan dalam Page Setup.

      3. Aplikasi Autocad

Melalui perangkat lunak AutoCAD, Anda akan mempelajari cara menggambar, menata dan menyususn gambar, mencantumkan dimensi dan etiket pada gambar 2D.

     4. Macam-macam pandangan

Untuk memberikan pinformasi lengkap pada suatu menda tiga dimensi dengan gambar proyeksi Orthogonal, maka dipelukan lebih dari satu bidang proyeksi.
  • Proyeksi di Kuadran I ( Eropa)
Bila sebuah benda diletakkan di atas bidang Horizontal (H), di depan bidang  Depan  (D)  dan  di
sebelah  kanabidang  Vetikal  (V),  maka benda  tersebut  berada  di  kuadran  I.  Jika  benda  yang  terletak  di kuadran I diproyeksikan terhadap ,bidang-bidang H, V, dan D, maka akan didapat gambar / proyeksi pada kuadran I yang disebut dengaproyeksi Eropa.
A    = Di kuadran I
AD = Proyeksi titik A di bidang 
AV = Proyeksi titik A di bidang V
AH = Proyeksi titik A di bidang H
H = Pandangan atas
D = Pandangan depan
V = Pandangan samping kanan
  • Proyeksi di kuadran III ( Amerika )
Bidang Horizontal (H), bidang Depan (D) dan bidang Vetikal (V), untuk proyeksi di kuadran III (Proyeksi Amerika) yang telah dibuka dapadilihat pada gambar di bawah.


Gambar proyeksi Amerika

Gambar proyeksi Eropa





Tugas DPK TSM

 DPK TSM A. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua B. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Pertemuan Pertama Pertemuan ...