Kamis, 27 Agustus 2020

Pengolahan Bahan Non Logam_P1

 Keramik

    Keramik sebagai bahan teknik tidak hanya meliputi bahan-bahan yang terbuat dari tanah liat atau sebangsanya. Keramik sebagai bahan teknik terdiri dari berbagai fase yang masing-masing merupakan senyawa dari logam dan non logam. Kebanyakan keramik adalah kristalin sebagaimana halnya logam. Hanya saja ikatan antar atom pada keramik biasanya adalah ikatan kovalen atau ikatan ionik dan karenanya keramik biasanya sangat stabil. Jadi sebenarnya kermaik adalah semua bahan yang bukan logam, bukan plastik (polimer), bukan bahan biologik termasuk misalnya batu, pasir, tanah liat, dll. biasanya keramik terdiri dari berbagai oksida, karbida silikat, dll.

Beberapa keramik yang mempunyai arti penting sebagai bahan teknik antara lain:

  1. Refractory Batu Tahan Api
   Batu tahan api merupakan bahan yang sangat diperlukan bagi industri-industri yang bekerja menggunakan temperatur tinggi. Batu tahan api mempunyai sifat tahan terhadap temperatur tinggi, tetap stabil/ tidak berubah walaupun pada temperatur tinggi, mempunyai konduktivitas panas yang rendah (menghambat perambatan panas), kuat, keras tetapi getas. Dari sifat kimianya batu tahan api dapat dibagi menjadi:

  • Batu tahan api asam (acid refractories), biasanya terbuat dari quartz, quartzite mengandung bayak silika (SiO2). Titik lebur batu tahan api jenis ini antara 16900C – 17300C, dan mulai melunak pada 15500C. Digunakan misalnya pada konverter Bassemer dan dapur lain yang menggunakan acid lining.
  • Batu tahan api basa (basic refractories), banyak mengandung magnesia (MgO). Dibuat dari dolomite dan/atau magnesium. Batu tahan api dolomit dapat tahan sampai 1800 – 19500C, batu tahan api magnesit dapat tahan sampai 20000C.
  • Batu tahan api netral (neutral refractories) banyak mengandung alumina (Al2O3) dan silika (SiO2) terbuat dari kaolinit, dapat tahan sampai suhu 1600 – 16700C. Selain itu batu tahan api juga sering dinamakan menurut kandungan senyawa yang paling dominan, misalnya ada batu tahan api silika, alumina, magnesit, chromit, dll.
     2. Gelas (Kaca)
    Kaca banyak dipakai karena sifat-sifatnya yang transparan, non toxic, inert (tidak bereaksi dengan berbagai bahan kimia), tidak mengakibatkan kontaminasi dan cukup kuat/keras. Kaca dibuat dari campuran berbagai oksida. Pada umumnya kaca adalah non kristalin/amorph, atom/molekulnya tidak tersusun menurut suatu pola tertentu seperti halnya logam, tetapi berupa suatu network tiga dimensi yang acak. Sebagian dari oksida itu berfungsi sebagai glass former yaitu yang membentuk network dari kaca. Sebagian berfungsi sebagai modifier biasanya akan memperlemah ikatan pada network sehingga menurunkan titik leburnya. Ada juga yang berfungsi sebagai intermediates.
   Sebagai glass former biasanya adalah SiO2, disamping itu ada juga beberapa oksida lain yang dapat dipakai, misalnya P2O5, B2O3, As2O3, Sb2 dan GeO2. Sedangkan sebagai intermediates misalnya oksida aluminium (alumina), beryllia, titania, zirconia.

  • Soda Lime Glass
     Kaca yang paling banyak diproduksi, karena harganya murah, tahan terhadap devitrifikasi (terjadinya bagian/partikel kristalin pada kaca yang dapat menyebabkan kaca menjadi gelas) dan relatif tahan air. Mudah di-hotwork, banyak digunakan untuk kaca jendela, botol, boal lampu dan tableware yang tidak perlu tahan terhadap temperatur tinggi dan tahan terhadap bahan-bahan kimia.
  • Lead Glass (Flint Glass)
        Biasanya digunakan untuk high quality tableware, keperluan optik, tabung lampu iklan dan juga untuk pembuatan benda seni. Kaca dengan kandungan timbal yang tinggi (sampai 80%) digunakan untuk kaca optik sangat gelap dan untuk jendela /pelindung terhadap sinar X-Ray. Lead glass mempunyai titik lebur rendah, mudah di-hotwork, tahanan listrik tinggi, dan mempunyai indeks bias tinggi.
  • Borosilicate Glass (Pyrex)
       Sangat stabil terhadap bahan kimia, sangat tahan terhadap thermal shock, mempunyai tahanan listrik tinggi. Borosilicate glass banyak digunakan di industri untuk pipa, glass ukuran, alat laboratorium, isolator listrik dana beberapa keperluan rumah tangga.
  • High Silica Glass
      Sangat tahan terhadap thermal shock, dan temperatur tinggi (sampai 9000C). Harganya sangat mahal karena itu hanya digunakan untuk beberapa keperluan khusus.

      3. Abrasives
    Abrasive adalah bahan yang digunakan untuk menghaluskan permukaan bahan lain dengan cara menggosokkan bahan abrasive ke permukaan yang akan dihaluskan sehingga terjadi pengikisan. Bahan abrasives digunakan untuk membuat gerinda, kertas gosok atau serbuk/ pasta polishing.
     Bahan abrasives terbuat dari berbagai oksida dan karbida yang sangat keras, seperti alumina, silica, silicon carbide, tungsten carbide, dll. Bahan – bahan ini dibuat menjadi bentuk “pasir” atau serbuk dengan berbagai ukuran, kemudian dengan menggunakan sedikit bahan perekat dibentuk menjadi batu gerinda atau dilapiskan pada kertas menjadi kertas gosok, dicampurkan pada pasta atau dibiarkan berupa serbuk. Bahan-bahan tersebut juga dapat dibentuk dengan cara sintering dibuat menjadi pahat potong, seperti halnya carbide tips.

Senin, 17 Agustus 2020

Menerapkan konsep dasar Computer Aided Design (CAD)_P1

 KONSEP DASAR AUTOCAD

A. Kemampuan Computer Aided Design/Computer Aided Manufacturing yang terdiri dari 4 teknologi dasar yaitu :

  1. Manajemen Basis Data (Database)
  2. Komputer Grafik
  3. Model Matematis (Analisis)
  4. Akuisisi Data dan Kontrol (prototipe fisik, proses produksi)
   Seringkali aplikasi Autocad/Cam dapat memanfaatkan keempat teknologi dasar dari Aided/Cam diatas seperti menyimpan dan memanggil basis data gambar dan atribut suku cadang, menggunakan komputer grafik untuk berkreasi dan display, memanfaatkan simulasi dan model matematis dan dapat juga dimanfaatkan untuk mengontrol proses produksi dengan kontrol numerik dan pemrograman robot. Salah satunya keampuan diintergrasikan melalui data base alfanumerik yang diciptakan dalam disain dapat menjadi aplikasi Permintaan Bahan Baku (Bill of Material) dalam industri manufaktur. Gambar geometris diterjemahkan menjadi spesifikasi manufaktur sehingga dapat mengontrol mesin CNC (Computer Numerical Control).

B. Manfaat dan  Kekurangan Autocad

  • Manfaat

  1. Respon cepat, jika test prototipe/produk yang menjadi masalah kritis maka CAD dapat mempercepatnya dengan membuat simulasi komputer.
  2. Disain manufaktur yang lebih fleksibel dan besar, dengan Autocad perusahaan akan memperoleh keduanya yaitu fleksibilitas disain produk dan biaya produksi per unit yang lebih murah seperti pada produksi masal. Dalam cara tradisional, memproduksi produk yang rumit dan beragam akan meningkatkan biaya produksi per unit
  3. Meningkatkan mutu produk dan menurunkan biaya produksi per unit
  4. Mengurangi kebutuhan untuk membuat prototipe fisik
  • Kekurangan

  1. Investasi tinggi
  2. Biaya pemeliharaan tinggi
  3. Memerlukan diklat (pendidikan dan latihan khusus)

C. Fasilitas pendukung

  Sebagai fasilitas pendukung yang perlu dimiliki oleh pihak sekolah, hubungannya dengan pembelajaran Teknik Gambar Mesin 2D dengan CAD, antara lain adalah
  • Printer
  • Plotter
  • Komputer
  • Kertas A4
  • Alat tulis
D. Aplikasi teknologi Autocad

  1. Industri penerbangan
  2. Industri otomotif
  3. Analisa dinamis dan simulasi komputer untuk sistim mekanik
  4. Desain untuk elektronika
  5. Desain untuk alat olahraga
  6. Desain untuk konstruksi bangunan dll
Diagram alur dari Autocad ke Aplikasi Computer Aided Manufacturing

Kamis, 13 Agustus 2020

3.1 Memahami fungsi perintah dalam CAD untuk membuat dan memodifikasi gambar CAD 3D_P4

    Assalamualaiakum siswa-siswi smk muda, semoga dalam kondisi sehat semua. Hari ini kita akan belajar melalui tutorial pembuatan baud 3D menggunakan software Autocad. 
Klik disini untuk melihat video https://www.youtube.com/watch?v=sr92RVFmDkg
   Setelah melihat dan memahami video tersebut, silahkan anda mengerjakan tugas yang sudah tersedia pada halaman tugas Autocad kelas XII Bab satu pertemuan ke empat. Terimakasih

Selasa, 11 Agustus 2020

Pengolahan logam_P2

 A. Pengertian mineral

     Mineral merupakan suatu bahan yang banyak terdapat di dalam bumi, yang mempunyai bentuk dan ciri-ciri khusus serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Mineral memiliki ciri-ciri khas antara lain sebagai berikut.

  1. Warna, mineral mempunyai warna tertentu, misalnya malagit berwarna hijau,lazurit berwarna biru, dan ada pula mineral yang memiliki bermacam-macam warna misalnya kuarsa.
  2. Cerat, merupakan warna yang timbul bila mineral tersebut digoreskan pada porselen yang tidak dilicinkan.
  3. Kilatan merupakan sinar suatu mineral apabila memantulkan cahaya yang dikenakan kepadanya. Misalnya emas, timah, dan tembaga yang mempunyai kilat logam.
  4. Berat jenis, mineral mempunyai berat jenis antara 2 – 4 ton/m2. Berat jenis ini akan berubah setelah diolah menjadi bahan.
B. Berbagai Jenis Sumber Daya Mineral

     Sumber Daya Mineral dibagi menjadi dua, yaitu :

  1. Unsur-unsur logam, dibagi lagi dalam dua kelompok menurut banyaknya,yaitu yang berlimpah di kerak bumi seperti besi, alumunium, mangan, dan titanium,dan yang sedikit terdapat di alam seperti tembaga, timah hitam.
  2. Unsur-unsur non logam, dibagi lagi menjadi 4 kelompok berdasarkan kegunaanya :

  • Natrium klorida, kalsium fosfat, dan belerang merupakan bahan-bahan utama industri-industri kimia dan pupuk buatan.
  • Pasir, batu kerikil, batu hancur, gips, dan semen terutama dipakai sebagai bahan-bahan bangunan dan konstruksi lainnya.
  • Bahan bakar fosil, yaitu yang berasal dari sisa-sisa tanaman dan binatang seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Persediaan energi kita sekarang sangat bergantung pada bahan-bahan ini.
  • Air merupakan sumber mineral terpenting dari semuanya yang terdapat melimpah di permukaan bumi. Tanpa air tidak mungkin kita dapat menanam dan menghasilkan bahan makanan.

  • C. Pemurnian Mineral
       Mineral pada awalnya ditemukan di alam masih bercampur dengan mineral lain sehingga perlu dilakukan proses pemurnian untuk mendapatkan satu bentuk mineral. Pemurnian mineral adalah proses memisahkan satu bentuk mineral dari mineral-mineral lainnya melalui satu proses dan cara tertentu.
    1. Proses pemurnian bijih besi
           Melebur dan mengoksidasi besi adalah proses kimia yang sederhana. Selama proses itu, karbon dalam bentuk kokas dan oksida besi bereaksi pada suhu tinggi, membentuk metalik iron (besi yang bersifat logam) dan gas karbon dioksida. Karena bijih besi jarang ada yang murni, batu kapur (CaCO3) harus juga ditambahkan sebagai tambahan (flux) agar bercampur dengan kotoran-kotoran dan mengeluarkannya sebagai slag (terak).

          2. Proses pemurnian alumunium

           Proses pemurnian alumunium dengan cara memanaskan alumunium hidroksida sampai lebih kurang 1.300°C (diendapkan), akan didapatkan alumina. Karena titik lelehnya tinggi, alumina dilarukan ke dalam cairan klorit (garam Na3AlF6) yang berfungsi sebagai elektrolit sehingga titik lelehnya menjadi rendah (1000°C). Lima belas persen alumina (Al2O3) dapat diuraikan ke dalam kriolit, sedang proses elektrolisis di sini sebagai reduksi Al2O3. Bijih bauksit mula-mula dimurnikan terlebih dahulu dengan
    proses kimia dan alumunium oksida murni diuraikan dengan elektrolisis. Bauksit dimasukkan ke dalam kauksit soda, alumina di dalamnya membentuk natrium aluminat, bagian lain tidak bereaksi dan dapat dipisahkan.

          3. Proses pemurnian tembaga

            Proses pemurnian tembaga diawali dengan penggilingan bijih tembaga kemudian dicampur dengan batu kapur dan bahan fluks silika. Tepung bijih dipekatkan terlebih dahulu, sesudah itu dipanggang sehingga terbentuk campuran FeS, FeO, SiO2, dan CuS. Campuran ini disebut kalsin dan dilebur dengan batu kapur sebagi fluks dalam dapur reverberatory. Besi yang ada larut dalam terak dan tembaga, besi yang tersisa dituangkan ke dalam konventor. Udara dihembuskan ke dalam konventor selama 4 – 5 jam, kotorankotoran teroksidasi, dan besi membentuk terak yang dibuang pada selang waktu tertentu. Panas oksidasi yang dihasilkan cukup tinggi sehingga muatan tetap cair dan sulfida tembaga akhirnya berubah menjadi oksida tembaga dan sulfat. Bila aliran udara dihentikan, oksida bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga blister dan dioksida belerang. Setelah itu, tembaga ini dilebur dan dicor menjadi slab, kemudian diolah lebih lanjut secara elektronik menjadi tembaga murni.

          4. Proses pemurnian timah putih (Sn)
             
             Proses pemurnian timah putih diawali dengan memisahkan bijih timah dan pasir dengan mencuci lalu dikeringkan. Setelah itu, bijih itu dilebur di dalam dapur corong atau dapur nyala api dengan kokas dan dituang menjadi balok-balok kecil.
     
          5. Proses pemurnian timbel/timah hitam (Pb)

           Bijih-bijih timbel harus dipanggang terlebih dahulu untuk menghilangkan sulfida-sulfida, sedang timbel dengan campurannya yang lain berubah menjadi oksida timah hitam (PbO) dan sebagian lagi menjadi timbel sulfat (PbSO4). Dengan menambah kwarsa (SiO2) pada sulfat di atas suhu yang tinggi akan mengubah timbel sulfat menjadi silikat. Campuran silikat timbel dengan oksida timbel yang dipijarkan pakai kokas kemudian dicampur dengan batu kapur, akan menghasilkan timbel.

          6. Proses pemurnian seng (Zn)

            Proses pemurnian seng diawali dengan memisahkan bijih seng kemudian dipanggang dalam dapur untuk mengeluarkan belerang dan asam arang. Setelah itu terjadilah oksida seng, karbonatnya terurai dan sulfidanya dioksidasi. Bijih seng didapat dari senyawa belerang di antaranya karbonat seng (ZnCO3), silikat seng (ZnSiO4H2O), dan sulfida seng (ZnS).

          7. Proses pemurnian perak

          Proses pemurnian perak dilakukan dengan jalan elektrolisis bijih-bijih perak. Bijih perak yang mengandung belerang dipanggang dahulu kemudian dicairkan. Bijih yang mengandung timbel dihaluskan kemudian dicairkan dengan memasukkan zat asam yang banyak sampai timbel terbakar menjadi glit-timbel dan dikeluarkan sebagai terak. Setelah itu, hanya tertinggal peraknya saja

    Menerapkan aturan teknik gambar mesin dan tanda penggerjaan_P5

     Penulisan Toleransi Linear

    A. Penulisan sebuah ukuran linier dari sebuah komponen

         1. Toleransi suaian dengan lambang ISO.


          Catatan : Terdapat ukuran dasar dan lambang toleransi, Jika, di samping lambang-lambang, diperlukan mencantumkan nilai-nilai penyimpangan, maka ini harus diperlihatkan dalam kurung atau tanpa kurung. Contoh :

          2. Toleransi dengan angka.

          Catatan : Terdapat ukuran dasar dan nilai penyimpangan, Jika  salah  satu  penyimpangan  mempunyai  nilai  nol, maka ini hanya dinyatakan oleh nilai nol. Contoh :

          3. Toleransi simetris.
              Jika  salah  satu  penyimpangan  mempunyai  nilai  nol, maka ini hanya dinyatakan oleh nilai nol.
           4. Toleransi ukuran batas.
           5. Toleransi ukuran batas dalam satu arah.
            Jika suatu ukuran hanya perlu dibatasi dalam satu arah saja,    maka    hal    ini    dapat    dinyatakan    dengan menambahkan  “min”  atau  “max”  di  depan  ukurannya.

    Toleransi Geometrik

    1. Gambar dari bagian yang dibuat harus memberi semua keterangan yang diperlukan untuk dapat dibuat dengan tepat, atau untuk diperiksa. Oleh karena itu tiap gambar harus mempunyai tiga jenis informasi pokok, yaitu :
    • Bahan yang akan dipakai.
    • Bentuk atau sifat-sifat geometrik.
    • Ukuran-ukuran dari bagian.
    2. Toleransi geometrik dan lambang-lambangnya.
         Toleransi bentuk membatasi penyimpangan diri sebuah elemen (titik, garis, sumbu, permukaan, atau bidang meridian) dari bentuk geometrik ideal. Posisi, tempat dan penyimpanan putar membatasi penyimpangan posisi atau tempat bersama dari dua atau lebih elemen.


    3. Ketentuan umum untuk toleransi geometrik
       Sebuah toleransi geometrik dari suatu elemen menentukan daerah di dalam mana elemen tersebut harus berada. Sesuai sifat yang akan diberi toleransi, dan cara member ukurannya, daerah toleransu adalah salah satu daerah yang disebut dalam daftar berikut ini :
    • Luas dalam lingkaran.
    • Luas antara dua lingkaran sepusat
    • Luas antara dua garis berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar
    • Ruang dalam bola
    • Ruang dalam silinder.
    • Ruang antara dua silinder bersumbu sama.
    • Ruang dalam sebuah kubus.

    Minggu, 09 Agustus 2020

    Memahami konsep penggunaan alat ukur pembanding dan atau alat ukur dasar_P1

    Alat Ukur

      Sebagian besar pengukuran geometris benda ukur dalam metrologi industri adalah menyangkut pengukuran linier atau pengukuran panjang (jarak), diameter poros, tebal gigi, tinggi, lebar, kedalaman, perhitungan sudut dengan metode sinus atau tangent, kesemuanya itu merupakan contoh dari dimensi panjang (linier) dari benda ukur yang memang mempunyai variasi bentuk panjang yang bermacam-macam.

    A. Alat ukur linear langsung dan cara menggunakannya

       Telah dikemukakan bahwa pegukuran langsung adalah pengukuran yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukur dari alat ukur yang digunakan. Dengan demikian alat ukur yang digunakan juga alat ukur yang mempunyai skala yang bisa langsung dibaca skalanya. Alat ukur linier langsung yang banyak digunakan dalam praktek sehari-hari dapat digolongkan menjadi tiga golongan besar yaitu : 

    • Mistar ukur dengan berbagai macam bentuk.
    • Mistar ingsut (jangka sorong) dengan berbagai bentuk. 
    • Mikrometer dengan berbagai bentuk.
    Mistar ukur
      Dalam kehidupan sehari-hari dikenal yang namanya mistar atau penggaris. Ada yang terbuat dari kayu, ada yang dari bahan plastik, dan ada pula yang terbuat dari baja atau kuningan.Yang paling banyak saat ini adalah mistar yang terbuat dari plastik (untuk menggambar/menggambar teknik) dan mistar yang terbuat dari baja (untuk pengukuran di bidang permesinan).
    • Meteran gulung

       Jenis mistar ukur ini kebanyakan terbuat dari pelat baja yang tipis dan bisa digulung. Gulungan ini dimasukkan dalam kotak sedemikian rupa sehingga cara menggunakannya menjadi lebih praktis. Pada ujung dari meteran lipat ini biasanya diberi semacam kait guna mengaitkan ujung ukur dengan benda ukur sehingga pengukuran menjadi lebih mudah. Panjang maksimum dari meteran lipat ini biasanya mencapai 50 meter. Meteran gulung ini banyak digunakan oleh pekerja-pekerja bangunan/konstruksi bangunan.
    • Meteran lipat
      Meteran lipat ini sebetulnya merupakan gabungan dari mistar ukur yang dihubungkan oleh sebuah engsel. Pada Gambar 2.2 dapat dilihat konstruksi sederhana dari meteran lipat ini. Biasanya terbuat dari alumunium atau baja. Dalam penggunaannya memang meteran lipat ini kurang menguntungkan karena di samping engsel sering aus juga kemungkinan ketidak lurusan dari garis pengukuran.

    • Mistar ukur berkait
      Dengan mistar ukur berkait ini memberi kemudahan kepada kita untuk mengukur lebar alur ataupun dalamnya. Karena pada alat ini bagian ujungnya diberi semacam kait persegi sehingga dapat menempatkan pada posisi nol di bagian-bagian benda ukur yang kurang menguntungkan kalau digunakan mistar ukur biasa. Untuk benda-benda ukur yang bagian-bagian tertentu bentuknya menyudut atau tirus (chamfer) mistar ukur berkait ini sangat cocok sekali digunakan dibandingkan dengan mistar-mistar ukur lainnya. 
    • Mistar ingsut
      Alat ukur ini banyak terdapat di bengkel-bengkel kerja, yang dalam praktek sehari-hari mempunyai banyak sebutan misalnya jangka sorong, mistar geser, schuifmaat atau vernier. Pada batang ukurnya terdapat skala utama yang cara pembacaannya sama seperti pada mistar ukur. Pada ujung yang lain dilengkapi dengan dua rahang ukur yaitu rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak. Dengan adanya rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak ini maka mistar ingsut bisa digunakan untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda ukur. Di samping skala utama, dilengkapi pula dengan skala tambahan yang sangat penting perannya di dalam pengukuran yaitu yang disebut dengan skala nonius. Adanya skala nonius inilah yang membedakan tingkat ketelitian mistar ingsut.
      Dalam pembacaan skalanya ada yang dalam sistem inchi dan ada pula yang dalam sistem metrik. Biasanya pada masing-masing sisi dari batang ukur dicantumkan dua macam skala yaitu yang satu sisi dalam bentuk inchi dan sisi lain dalam bentuk metrik. Dengan demikian dari satu alat ukur bisa digunakan untuk mengukur dengan dua sistem satuan sekaligus yaitu inchi dan metrik. Ketelitian alat ukur mistar ingsut bisa mencapai 0.001 inchi atau 0.05 milimeter.
      Ada pula mistar ingsut yang tidak dilengkapi dengan skala nonius. Sebagai penggantinya maka dibuat jam ukur yang dipasangkan sedemikian rupa sehingga besarnya pengukuran dapat dilihat pada jam ukur tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh jam ukur adalah angka penambah dari skala utama (angka di belakang koma yang menunjukkan tingkat ketelitian). Secara umum konstruksi dari mistar ingsut dapat digambarkan seperti gambar dibawah berikut ini.

    Perhatian : Untuk lebih jelasnya penggunaan dari jangka sorong silahkan klik tutorial video berikut https://www.youtube.com/watch?v=7Y-FTLNeCUc.

    Fungsi jangka sorong
    Berikut beberapa fungsi jangka sorong atau vernier caloper dalam pengukuran suatu benda :
    • Untuk mengukur tinggi suatu benda yang bertingkat.
    • Untuk mengukur ketebalan suatu benda. Benda yang diukur bisa berbentuk bulat, kubus, bujur sangkar, balok, persegi, dan masih banyak lagi.
    • Untuk mengukur inner ring atau bagian dalam suatu benda.
    • Untuk mengukur outer ring atau bagian luar benda.
    • Mengukur kedalaman benda.
    Fungsi bagian jangka sorong
    • Rahang ukur dalam
    Terdiri dari 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam berfungsi mengukur diameter luar serta ketebalan benda.
    • Rahang ukur luar
    Rahang luar juga mempunyai 2 rahang seperti rahang dalam. Fungsi rahang luar untuk mengukur diameter dalam suatu benda.
    • Depth probe
    Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman dari suatu benda.
    • Skala utama/inchi
    Berfungsi untuk menyatakan hasil pengukuran utama dalam satian centimeter dan satuan inchi.
    • Skala nonius
    Untuk setiap garis skala menunjukan 1/10 mm. Tetapi ada juga yang memiliki skala 1/20, dll. Sepuluh skala nonius memiliki panjang 9 mm, sehingga jarak dua skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9 mm. Dengan demikian, perbedaan satu skala utama dan satu skala nonius adalah 1 mm – 0,9 mm = 0, 1 mm atau 0,01 cm. Dengan melihat skala terkecil dari benda di atas, maka ketelitian dari benda tersebut adalah setengah dari skala terkecil benda tersebut, yakni: 0,005 cm.
    • Tombol pengunci
    Berfungsi untuk menahab baian – bagian yang bergerak, sehingga pemakai bisa mengukur dengan lebih mudah.

    Selasa, 04 Agustus 2020

    Pengolahan logam_P1

    1. Bahan atau material untuk pembuatan benda teknik terdiri atas dari :
    • Logam (logam fero dan logam non fero“campuran”) 
    • Bukan logam.
    2. Sifat bahan dibagi menjadi 4  kelompok,yaitu :
        Seperti : di cor, rolling, continues casting (pengecoran continue), penyambungan, 

    3.Sifat bahan logam antara lain :
    • Sifat Teknologi
      Adalah suatu sifat yang menunjukan kemampuan atau kemudahan suatu bahan dikerjakan dengan suatu metode proses produksi. Misalnya : Proses pengelasan, Pengerolan, press dan proses pemesinan.
    • Sifat Kimia
      Adalah sifat dari bahan yang berkaitan dengan tingkat reaktvitas dari bahan tersebut terhadap zat lain. Yang dapat digolongkan dari sifat tersebut diantaranya adalah ketahan korosi dari suatu bahan terutama logam.

    4. Pengetahuan Bahan logam
        Beberapa jenis logam beserta sifat dan kegunaanya sebagai berikut.
    • Logam berat, yaitu logam yang mempunyai masa jenis lebih dari 5kg/ (dm).
    • Logam ringan, yaitu logam yang mempunyai masa jenis kurang dari 5kg/ (dm).
    • Logam mulia, yaitu logam yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
    • Logam tahan api (refraktori), yaitu logam yang digunakan sebagai unsur paduan untuk alat-alat listrik.
    • Logam radio aktif, yaitu logam yang memancarkan sinar radioaktif.
    5. Macam-macam logam fero antaralain sebagai berikut :
    • Besi kasar, yaitu besi yang mengandung karbon > 3,7%
    • Besi tuang, yaitu besi yang megandung karbon antara 2,3 - 3,7% .
    • Besi tempa, yaitu besi yang mengandur kadar karbon kurang dari 1,7%.
    • Baja, yaitu besi yang mengandung kadar karbon 0,04% - 1,3%.
       Catatan : Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan kekerasan dan kekuatan, namun disisi lain membuatnya menjadi getas serta menurunkan keuletannya.

    Minggu, 02 Agustus 2020

    Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan_P2

    Kecelakaan Kerja

    Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan :
    1. Pemasangan poester/himbauan tentang K3
    2. Penggunaan alat keselamatan kerja yang memadai (helm, sarung tangan, sepatu dll)
    3. Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan.
    4. Pemasangan pagar pengaman di antara lantai dan tangga.
    5. Brifing setiap pagi kepada Mandor dan Sub yang terlibat.
    6. Menjaga kondisi jalan kerja agar tetap layak pakai.
    7. Penempatan material/bahan yang sensitif/berbahaya dengan benar
    8. Perlu mendapat perhatian terhadap alat yang menimbulkan suara bising, asap dan residu lainnya.
    9. Penyediaan alat pemadam kebakaran
    10. Penempatan Satpam.
    11. Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat
    Pemeliharaan Kesehatan :
    1. Penyediaan air bersih.
    2. Pembuatan sarana MCK yang memadai.
    3. Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja.
    4. Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat
    Alat pelindung diri

        Sikap dan tindakan demi keselamatan kerja dengan jalan mencegah terjadinya kecelakaan pada waktu bekerja di bengkel atau di lapangan kerja pada umumnya adalah suatu keharusan. Tidak ada manusia yang menginginkan dirinya celaka apalagi sampai menyebabkan kematian. Maka dari itu keselamatan kerja mempunyai fungsi mencegah kecelakaan di lapangan atau bengkel pada saat melakukan pekerjaan. Berikut adalah jenis keselamatan kerja yang harus kita ketahui.
    1. Keselamatan kerja dalam industri (Industrial Safety)
    2. Keselamatan kerja di pertambangan (Mining Safety)
    3. Keselamatan kerja dalam bangunan (Building & Construction Safety)
    4. Keselamatan kerja lalu lintas (Traffic Safety)
    5. Keselamatan kerja penerbangan (Flight Safety)
    6. Keselamatan kerja kereta api (Railway Safety)
    7. Keselamatan kerja di rumah (Home Safety)
    8. Keselamatan kerja di kantor (Office Safety)
       Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri yang digunakan harus sesuai dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja sebagai penggunanya.

    Jenis alat-alat pelindung diri
    1. Pelindung tangan
    2. Pelindung kaki
    3. Pelindung kepala
    4. Pelindung mata
    5. Pelindung wajah
    6. Pelindung badan
    7. Pelindung hidung
    8. Pelindung telinga
    Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan peraturan kesehatan lingkungan
         
         Analisis Dampak Lingkungan adalah hasil studi atau telaah secara cermat tentang dampak penting suatu kegiatan yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan atau proyek yang akan dilaksanakan, Amdal sendiri memiliki arti keseluruhan dari hasil studi yang disusun secara sistematis dan merupakan satu kesatuan dalam bentuk dokumentasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Amdal ini dibuat ketika hendak melakukan perencanaan suatu proyek yang diperkirakan dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum Amdal di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal.

    Konsep Penyelenggaraan Amdal, yaitu :
    1. Penyajian informasi lingkungan (PIL) dan analisis dampak lingkungan, studi bagi kegiatan yang direncanakan
    2. Penyajian evaluasi lingkungan (PEL) dan studi evaluasi lingkungan, studi untuk kegiatan yang telah berjalan
    3. Rencana kelola lingkungan (RLL), studi yang merencanakan pengelolaan dampak kegiatan kepada lingkungannya.
    4. Rencana pemantauan lingkungan (RPL), studi pemantauan pengelolaan lingkungan.
    5. Kerangka Acuan (KA), kerangka acuan yang memberikan dasar arahan pelaksanaan SEL atau AMDAL dengan merinci hal-hal yang perlu dilaksanakan dan bersifat khusus untuk kegiatan yang telah berjalan atau sedang direncanakan.
    Fungsi Amdal

      Bagi perencanaan pembangunan wilayah, Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan :
    1. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
    2. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
    3. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
    Menerapkan Prosedur Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

       Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah usaha untuk melakukan pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter atau paramedik. Pemberian pertolongan harus ditindak secara cepat dan tepat dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian. Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan kematian. (Johnli Alfath, 2012). 

    Tujuan dari P3K adalah menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian diantaranya :
    1. Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban.
    2. Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu.
    3. Mencari dan mengatasi pendarahan.
    4. Mencegah cacat yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
    Prinsip Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
    Beberapa prinsip yang harus ditanamkan pada jiwa petugas P3K apabila menghadapi kejadian kecelakaan adalah sebagai berikut:
    1. Bersikap tenang dan jangan panik. Anda diharapkan menjadi penolong bukan pembunuh atau menjadi korban selanjutnya (ditolong)
    2. Gunakan mata dengan jeli, kuatkan mental karena anda harus tega melakukan tindakan yang membuat korban menjerit kesakitan untuk keselamatannya.
    3. Perhatikan keadaan sekitar kecelakaan, cara terjadinya kecelakaan, cuaca dll.
    4. Perhatikan keadaan penderita apakah pingsan, ada perdarahan dan luka, patah tulang, merasa sangat kesakitan dll
    5. Periksa pernafasan korban. Kalau tidak bernafas, periksa dan bersihkan jalan nafas lalu berikan pernafasan bantuan (A, B = Airway, Breathing management)
    6. Periksa nadi atau denyut jantung korban. Kalau jantung berhenti, lakukan pijat jantung luar. Kalau ada perdarahan berat segera hentikan (C = Circulatory management)
    7. Jika penderita shock cari dan atasi penyebabnya.
    8. Setelah A, B, dan C stabil, periksa ulang cedera penyebab atau penyerta. Kalau ada patah tulang lakukan pembidaian (tindakan mengurangi rasa nyeri dan memberikan posisi yang nyaman)  pada tulang yang patah, Jangan terburu-buru memindahkan atau membawa ke klinik atau rumah sakit sebelum tulang yang patah dibidai.
    Prioritas pertolongan
    Ada beberapa prioritas utama yang harus dilakukan oleh penolong dalam menolong korban yaitu:
    1. Henti napas
    2. Henti jantung
    3. Pendarahan berat
    4. Shock
    5. Ketidak sadaran
    6. Pendarahan ringan
    7. Patah tulang atau cedera lain
    Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
    Anda harus memperhatikan dan mengecek apakah ada benda asing pada luka, bila ada:
    1. Keluarkan tanpa menyinggung luka
    2. Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
    3. Evakuasi korban ke pusat kesehatan
    Daftar Pustaka: 
    1. Bennet N.B. Silalahi, Dr, MA, 1995 Rumondang B. Silalahi, MPH. Manejemen Keselamatan & Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit PT Pustaka Binaman Pressindo.
    2. Moore C.J, and Alliot V, 1981. Industrial Safety and Health at Work. Heinemann Educational Book, London.
    3. S.A. Dalih dan Sutarmo, 1982, Keselamatan Kerja dalam Tatalaksana Bengkel 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Jakarta.

        Tugas DPK TSM

         DPK TSM A. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua B. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Pertemuan Pertama Pertemuan ...